Gagasan Mendirikan RS UMUM SWASTA

Pemikiran untuk mendirikan Rumah Sakit umum swasta, timbul pada tahun 1953 dari R. Aris Moenandar, Pegawai Tinggi Kementerian Sosial RI yang lahir di Ploso, Jombang, Jawa Timur dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sangat dermawan dan peduli terhadap masalah sosial. Ayah beliau adalah seorang Bangsawan yang tinggal di Blitar dan bertetangga dengan ayah Ir. Soekarno. Hubungan dekat ini menyebabkan R. Aris Moenandar berteman akrab dengan Soekarno, sejak masa kanak-kanak hingga Ir. Soekarno kemudian menjadi presiden RI.

Pada tahun 1953, R. Aris Moenandar yang menjabat sebagai Pegawai Tinggi Kementerian Sosial RI dan juga sebagai Sekretaris - Bendahara Yayasan Dana Bantuan Kementerian Sosial RI mempunyai gagasan untuk mendirikan sebuah Rumah Sakit Umum Swasta Nasional dengan memanfaatkan bangunan gedung dan tanah kosong bekas Pekan Raya Ekonomi Internasional yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman Kavling 49. Pemikiran itu berdasarkan kenyataan bahwa masyarakat Jakarta Raya masih sangat membutuhkan tempat pelayanan kesehatan yang dapat menjangkau semua lapisan masyarakat.

Pada tahun 1953. di Jakarta baru memiliki beberapa RS, diantaranya :

  • CBZ (Centrale Burgerlijke Ziekenhuis), sekarang dikenal sebagai RS Dr Cipto Mangunkusumo
  • RS St Carolus, dari golongan Katholik

  • RS Yang Seng Ie, sekarang dikenal sebagai RS Husada

  • RS Raden Saleh, sekarang dikenal sebagai RS Cikini, milik Dewan Gereja Indonesia

  • RS KPM (Koninkelijke Paketvaart Maatschappy), sekarang dikenal sebagai RS Pelni

  • RS Sing Ming Hwee, sekarang dikenal sebagai RS Sumber Waras

Gagasan R. Aris Moenandar untuk mendirikan Rumah Sakit Umum swasta yang bersifat Nasional dan tidak membedakan asal - usul, suku, aliran agama, politik dan sebagainya disampaikan kepada Presiden Soekarno yang menyambut baik ide tersebut dan memberikan bangunan gedung dan tanah bekas Pekan Raya Ekonomi Internasional yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman Kavling 49 untuk didirikan sebagai Rumah Sakit serta kemudian memerintahkan Walikota Jakarta, Bapak Soediro untuk memproses pemberian tanah seluas 9 hektar.

Ide tersebut kemudian berlanjut dan mendapat dukungan dari Dr. Aloysius Willebrordus Jozef Suradi yang merupakan teman sekantor beliau di Yayasan Dana Bantuan Kementerian Sosial RI serta Dr. R. Soeharto (Ketua Umum PB IDI dan juga dokter pribadi Presiden Sukarno).
Untuk merealisasikan gagasannya, R. Aris Moenandar mengajak Dr. AWJ Suradi dan RM. Joedono untuk menghubungi Dr. Boentaran Martoatmodjo yang pernah menjabat sebagai Direktur C.B.Z di Semarang pada zaman Belanda serta pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan RI dalam Kabinet . Pertama Indonesia.

1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14